Membaca sebuah blog beberapa menit lalu membuatku teringat
akan masa piyik dulu. Masa dimana
seorang gadis kecil bercita-cita ingin cepat dewasa. Bukan apa-apa,hanya saja
ingin bisa bebas diijinkan keluar “kamar” untuk menghirup angin yang berbeda di
luar jendela. Si kecil yang merasa waktu merangkak begitu lama, hingga
benar-benar menghambatnya mewujudkan “cita-cita”.
Tapi sekarang, bagi gadis kecil yang tak tampak
“kecil” itu, waktu telah terbang amat cepat. Hingga membawanya berlalu teramat
jauh.
Detik dan menit yang bersengkokol telah sempat menaikkannya dalam mimpi panjang yang
indah. Namun juga sempat menjatuhkannya ke palung laut yang begitu dalam. Juga
telah sempat menengelamkannya dalam pusaran cinta yang dulu begitu asing di
telinga. Si kecil yang telah dewasa itu masih sangat awam dan primitive kala
itu. Hingga cinta yang seharusnya mampu membuatnya menghirup lebih banyak
angin, akhirnya malah hanya membuatnya sesak kekurangan udara.
Itu bukan salah siapa-siapa. Hanya saja waktu yang
diharapkannya dapat merangkak lebih cepat, benar-benar semakin cepat. Malah
berlari sangat kencang, hingga mengharuskannya tertatih-tatih untuk dapat
menyusul.
Kini ketika dia tak lagi jadi orang awam, soal
cinta masih saja membuatnya kaku tak mampu melangkah. Tapi,satu hal yang memang
dia dulu awam tapi sekarang telah begitu fasih menerima. Satu hal itu adalah
teman. Persahabatan. Yang membuatnya tampak bagai bunga dengan seribu kelopak.
Yang meski diterpa sejuta musim gugur, tak pernah menjadikannya kehilangan
pesona untuk di-iri mereka para daun yang tak punya ranting untuk bertengger.
-30
September ’12-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar