Kamis, 06 Desember 2012


Membaca sebuah blog beberapa menit lalu membuatku teringat akan masa piyik dulu. Masa dimana seorang gadis kecil bercita-cita ingin cepat dewasa. Bukan apa-apa,hanya saja ingin bisa bebas diijinkan keluar “kamar” untuk menghirup angin yang berbeda di luar jendela. Si kecil yang merasa waktu merangkak begitu lama, hingga benar-benar menghambatnya mewujudkan “cita-cita”.
Tapi sekarang, bagi gadis kecil yang tak tampak “kecil” itu, waktu telah terbang amat cepat. Hingga membawanya berlalu teramat jauh.
Detik dan menit yang bersengkokol telah sempat menaikkannya dalam mimpi panjang yang indah. Namun juga sempat menjatuhkannya ke palung laut yang begitu dalam. Juga telah sempat menengelamkannya dalam pusaran cinta yang dulu begitu asing di telinga. Si kecil yang telah dewasa itu masih sangat awam dan primitive kala itu. Hingga cinta yang seharusnya mampu membuatnya menghirup lebih banyak angin, akhirnya malah hanya membuatnya sesak kekurangan udara.
Itu bukan salah siapa-siapa. Hanya saja waktu yang diharapkannya dapat merangkak lebih cepat, benar-benar semakin cepat. Malah berlari sangat kencang, hingga mengharuskannya tertatih-tatih untuk dapat menyusul.
Kini ketika dia tak lagi jadi orang awam, soal cinta masih saja membuatnya kaku tak mampu melangkah. Tapi,satu hal yang memang dia dulu awam tapi sekarang telah begitu fasih menerima. Satu hal itu adalah teman. Persahabatan. Yang membuatnya tampak bagai bunga dengan seribu kelopak. Yang meski diterpa sejuta musim gugur, tak pernah menjadikannya kehilangan pesona untuk di-iri mereka para daun yang tak punya ranting untuk bertengger.









                                                                                         -30 September ’12-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar