Rabu, 02 Juli 2014

20 Years Old

July 1, 2014
Ulang tahun ke 20
Kali ini tak ada yang special selain fakta bahwa ulang tahun kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Biasanya juga sepi, tapi kali ini entah kenapa terasa jauh lebih sepi. Tahun lalu, aku masih menulis resolusi. Kebiasaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Lalu sholat malam dan memanjatkan beribu permintaan. Tahun ini, entah kenapa aku tak ingin melakukannya. Bahkan menulis kalimat-kalimat ini pun ada sedikit paksaan hanya agar aku tak kehilangan momen ulang tahunku.
Kalau tahun-tahun sebelumnya aku akan sholat hajad, tahun ini aku cukup dengan sholat tahajjud. Bukan, bukan karena tak ingin mendekap malam bersama Allah, tapi karena waktu tidur yang tak akan cukup jika aku bangun lagi untuk sahur. Dibanding menulis daftar panjang apa yang aku mau tahun ini, aku lebih memilih untuk mendaftar panjang apa saja yang patut kusyukuri 1 tahun ini. Aku tahu Allah tak akan keberatan jika aku mau meminta lebih banyak, tapi kali ini aku ingin pasrah akan takdirku yang telah tertulis di Laul Mahfuz.
Ya Allah, malam ini aku ingin memanjatkan berjuta syukur kepadamu. Atas segala hal yang telah kau berikan padaku tahun ini, baik itu musibah, peringatan, cobaan, dan hadiah-hadiah.
1.    Terima kasih akan nafas dan detak jantung ini. Sehingga nyawa dalam tubuh ini masih berkesempatan bertemu lagi dengan tanggal 1 Juli ku yang ke 20, juga yang atas karena mu aku dapat bersua kembali dengan bulan penuh rahmatmu, bulan Ramadhan.
2.    Terima kasih akan hidayahMu, yang membuatku akhirnya berani melangkah maju setapak dengan hijabku.
3.    Terima kasih akan rejekimu, akan motor baru ku, akan kecelakaan ku, atas tahun baru 2014 ku, akan IP jelekku. Yang karena atas semua itu aku menyadari bahwa langkahku mulai belok dan harus segera meluruskannya,
4.    Terima kasih atas pelajaran hidup, atas begitu banyak kematian yang kujumpai. Sehingga karenanya aku sadar bahwa waktu itu begitu pendek untuk mencintai dan menikmati hidup juga bahwa waktu itu milikMu yang sewaktu-waktu dapat kau ambil dariku.
5.    Terima kasih atas kebersamaanku dengan orang tua ku, yang karena Mu beliau berdua masih bersamaku dengan sehat, juga dengan keluarga besar Ayahku, juga dengan keluarga besar Ibuku.
6.    Terima kasih atas kebersamaanku dengan sahabat- sahabatku. Atas terjaganya hubungan sejak bertahun-tahun lalu meski dengan intensitas pertemuan yang tidak banyak. Juga atas teman-teman baik dan teman-teman baruku.
7.    Terakhir, terima kasih atas Hayamwuruk dan insan-insan didalamnya.




                                   Indah Zumrotun, 20th.

Rabu, 01 Januari 2014

2014

0.22
1 Januari 2014

Dua bungkus kembang api kecil siap. Dua bungkus kembang api besar siap. Korek api siap. Lahan siap. 5 4 3 2 1… hitung mundur dan duarr!! Duar!!! Duar!!! Kami bertepuk. Lima gadis dan seperangkat anak laki-laki kos depan. Bersepakat. Berkerjasama. Merayakan tahun baru bersama. Welcome to the new year. 2014.
Untuk pertama kalinya aku merayakan tahun baru di Semarang. Bukan di tempat spesial. Hanya di kos saja. Tapi berbeda. Kami merayakannya di balkon anak kos depan. Kos laki-laki. Bersama menyulut kembang api kedua kami. Bertepuk tangan, tertawa. Dan anehnya, tetap tanpa canggung meski baru pertama kali menjalin komunikasi. Kami tidak banyak bertukar kata. Seperti yang dibilang, bukan karena canggung. Tapi lebih karena tak biasa. Kami hanya saling menikmati kembang api kota Semarang bersama. Di balkon mereka.

Tahun baru 2014. Bukan hanya berbeda karena perayaan yang telah kuceritakan. Tapi, juga karena hari ini aku tepat mendapatkan cacat pada gigiku seumur hidup. Akan selalu membekas hingga mati.

Biasanya, aku lewatkan malam tahun baru dengan menulis resolusi dan sholat malam. Bercerita dan berharap pada Yang Kuasa. Tapi malam ini kembali berbeda. Aku tidak mampu menyentuhkan kulitku ke air wudhu karena lecet. Aku juga tidak mampu melututkan kakiku saat sujud ; cidera.

Awal tahun ini, beribu perbedaan datang. Antara teguran, rasa sakit, rindu, kecewa, senang semua berkumpul membentuk satu batang kembang api yang meloncat ke arahku dalam waktu bersamaan.

Lebih daripada itu, semuanya membahagiakan.

Resolusi??? Jangan tanya itu, aku tak akan menulisnya. Sesungguhnya lebih karena lelah. Resolusi itu jarang sekali terwujud. Kali ini, aku akan menguapkannya dalam hati, teralamat khusus untuk Allah. Yang jelas, berharap bahwa 2014 akan lebih baik dari 2013. Apapun itu.

Terakhir. Sekali lagi. Happy New Year and Bismillah.

*doa pertama : Ya Allah hentikanlah pendarahan di gigiku.

Minggu, 17 November 2013

Raker Hayamwuruk XII

Minggu, 17 November 2013
            Ibu, Jumat kemarin, tepat jam 8 malam, forum Rapat Kerja Hayamwuruk dibuka. Kami; magang senior, pengelola junior, dan pengelola senior yang hadir duduk melingkar di ruang tamu kontrakan salah satu magang senior, Ayu. Aku sendiri duduk bersila di pojok, bersedekap tangan menahan dingin.
            Agenda pertama, pembacaan laporan penanggung jawab dari para pemimpin divisi ; perusahaan, litbang, redaksi dan terakhir pemimpin umum. Tanpa praduga apapun, sesuatu terjadi. Setelah LPJ dibacakan, serangkai tangisan tumpah. Tanpa kami, para magang senior ketahui, ternyata ada banyak ketegangan yang tercipta di balik wajah para pengelola yang biasanya tampak baik-baik saja. Hal itu lumayan menohok hati anakmu ini, Ibu. Dan anakmu yang memang cengeng dan mudah trenyuh ini pun ikut menyumbang air mata. Sedih dan tak menyangka.
            Forum berjalan hingga Sabtu, pukul 3.30 dini hari. Aku yang sepanjang rapat berjalan sudah sangat terkantuk-kantuk, bahkan sesekali tertidur pun langsung menjatuhkan diri di tempat yang sama dan tidur.
            Esoknya forum dilanjutkan. Agenda yang telah diatur di rundown acara pun berjalan lancar dan bahkan lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Anakmu ini dan panitia lainnya; Arun, Diah, Dian, Hendra, Dini, Habib, Farida, Nisfah, mbak Suci, Mbak Spica, Alda, Umi, dan Ayu mengadakan rapat untuk memutuskan acara apa yang akan diadakan untuk mengisi sisa waktu. Lantas kami memutuskan untuk ikut menumpahkan segala konflik dan ketegangan di hati kami di hadapan para pengelola.
            Ibu, semalam aku berbicara tentang ragu, gelisah, dan kaku yang merajah hatiku. Tak banyak yang kukatakan memang, tapi diantaranya aku menyebutkan kejadian hari itu. Saat dimana sahabatku yang telah kau kenal pula, memutuskan untuk tak lagi berproses di Hawe bersamaku.
            Ibu, aku teringat saat aku senang sekali berkunjung ke Hawe bersamanya. Kami yang waktu itu bersama-sama menyerahkan formulir ke sekre Hawe, diuji menulis oleh mas Achmad, dan datang ke peluncuran Hayamwuruk bersama. Hingga dia yang akhirnya memutuskan pergi dan berhenti. Ingin rasanya untuk ikut berhenti, tapi lantas aku berpikir. Dia berhenti untuk mimpinya yang lebih penting. Dan aku pun ikut. Memilih mimpiku yang lebih penting. Berproses di Hayamwuruk.
            Ibu, anakmu yang selama ini terlalu sibuk memikirkan konflik pribadi untuk bertahan atau berhenti di tengah jalan akhirnya menyadari sesuatu. Di tiga hari raker aku menemukan satu fakta bahwa aku tidak pernah sebertahan ini sebelumnya. Malam tadi, aku tahu satu hal bahwa ternyata aku begitu menyukai Hayamwuruk disamping aku menyukai jurnalistik itu sendiri.
            Ibu, sepanjang rapat raker, luh ini sering mengambang tiba-tiba. Menyaksikan wajah-wajah pengelola dan membayangkan jalan yang akan anakmu ini hadapi kedepannya.
            Sore ini, acara ditutup dengan tawa dan segenap ceria di wajah kami. Kami, magang senior yang kini hanya tersisa 14 orang dari keseluruhan pendaftar Hayamwuruk yang mencapai lebih dari 50 orang, bersama-sama berjanji untk bertahan sampai akhir. Ibu, anakmu ini sudah menjadi bagian tetap Hayamwuruk, Lembaga Pers Mahasiswa yang bersedia melayani anakmu ini untuk belajar jurnalistik.
            Raker yang ditemani mendung sepanjang tiga hari ini pun berhasil membawa kesan istemewa di hati anakmu ini. Selamat datang untuk segala ketegangan, konflik, dan kisah indah yang akan menghamipiri ke depannya. Selamat berproses untuk rekan-rekan seangkatan Arun, Diah, Dian, Hendra, Dini, Habib, Farida, Nisfah, mbak Suci, Mbak Spica, Alda, Umi, dan Ayu. Semoga kita yang ber-empat belas, akan tetap ber-empat belas hingga akhir. Selamat membimbing utuk para pengelola senior mbak Citra, mbak Nisa, mbak Novi, mbak Destya, mbak Santi, mbak Yeye, mas Iqbal, dan mbak Mitra. Selamat berfokus kuliah untuk mas Ipul, mbak Hasna (pimred yang hebat banget), mbak Alfu yang cantik, dan Bang Galang (manusia paling lucu dan langka yang pernah kutemui). Dan untuk Hayamwuruk, terima kasih telah menerima saya untuk berproses bersama namamu.